Tentang bahan piring

Stainless steel: refers to steel that is resistant to weakly corrosive media such as air, steam, water, and chemically aggressive media such as acids, alkalis, and salts. Baja tahan karat: mengacu pada baja yang tahan terhadap media korosif yang lemah seperti udara, uap, air, dan media yang agresif secara kimia seperti asam, alkali, dan garam. It is also known as stainless acid-resistant steel. Ini juga dikenal sebagai baja tahan asam stainless. In practical applications, steel that is resistant to weakly corrosive media is often called stainless steel, and steel that is resistant to chemical media is called acid-resistant steel. Dalam aplikasi praktis, baja yang tahan terhadap media korosif lemah sering disebut stainless steel, dan baja yang tahan terhadap media kimia disebut baja tahan asam. There is a certain difference in chemical composition between the two, the former is not necessarily resistant to chemical media corrosion, while the latter are generally stainless. Ada perbedaan tertentu dalam komposisi kimia antara keduanya, yang pertama belum tentu tahan terhadap korosi media kimia, sedangkan yang terakhir umumnya tahan karat. The corrosion resistance of stainless steel depends on the alloying elements contained in the steel. Ketahanan korosi baja tahan karat tergantung pada elemen paduan yang terkandung dalam baja.

Corrosion resistance mechanism: Chromium is the basic element for stainless steel to obtain corrosion resistance. Mekanisme ketahanan korosi: Chromium adalah elemen dasar untuk stainless steel untuk mendapatkan ketahanan korosi. When the chromium content in the steel reaches about 12%, chromium interacts with the oxygen in the corrosion medium to form a thin oxide film on the steel surface (from Passivation film Cr2O3), very difficult to dissolve in water, can further prevent the corrosion of oxygen and iron. Ketika kandungan kromium dalam baja mencapai sekitar 12%, kromium berinteraksi dengan oksigen dalam media korosi untuk membentuk film oksida tipis pada permukaan baja (dari film Pasifvasi Cr2O3), sangat sulit larut dalam air, selanjutnya dapat mencegah korosi oksigen dan zat besi. Similarly, destroying the passive film Cr2O3 means destroying its ability to resist oxygen corrosion. Demikian pula, menghancurkan film pasif Cr2O3 berarti menghancurkan kemampuannya untuk melawan korosi oksigen.

In addition, the halogen elements in the corrosive medium (such as the common chloride ions in water) can also replace Cr under certain conditions, so stainless steel will also rust under certain conditions, and will also be affected by media containing acids, alkalis, and salts corrosion,. Selain itu, unsur-unsur halogen dalam media korosif (seperti ion klorida umum dalam air) juga dapat menggantikan Cr dalam kondisi tertentu, sehingga stainless steel juga akan berkarat pada kondisi tertentu, dan juga akan dipengaruhi oleh media yang mengandung asam, alkali, dan korosi garam, Therefore, the corrosion resistance of stainless steel changes with the chemical composition of the steel itself, the mutual state, the use conditions and the type of environmental medium. Oleh karena itu, ketahanan korosi dari stainless steel berubah dengan komposisi kimia baja itu sendiri, keadaan bersama, kondisi penggunaan dan jenis media lingkungan. The corrosion of stainless steel in water is mainly caused by chloride ion in water. Korosi baja stainless dalam air terutama disebabkan oleh ion klorida dalam air.

The remaining added elements in stainless steel also play different roles. Unsur-unsur tambahan yang tersisa dalam stainless steel juga memainkan peran yang berbeda. Like Mo will offset the corrosion caused by chloride ion to a certain extent, but there is also a scope of application. Seperti Mo akan mengimbangi korosi yang disebabkan oleh ion klorida sampai batas tertentu, tetapi ada juga ruang lingkup aplikasi.